Penggatian pelumas/oli mesin secara berkala memang menjadi anjuran bagi s emua pabrikan. Karena fungsi dari pelumas itu sendiri adalah melumasi bagian - bagian mesin agar terlinndung dari ke-ausan. Dan jenis pelumas juga akan mempengaruhi performa dari kendaraan itu sendiri. Akan tetapi, saat pabrikan sudah tidak memproduksi pelumas yang sesuai dengan spesifikasi motor kita karena usia yang tak muda lagi, apa yang mesti kita lakukan. Janagan sampai salah pilih, apa lagi salah langkah. Bisa - bisa motor enggak panjang umur.
Misal Hoda Tiger 2000 atau Honda Grand ataulah Supra tahun 2000an ketentuan dari pabrik harus menggunakan oli SAE 20W-40. Tapi karena oli ini susah didapat maka sedikit terpaksa pilih oli SAE 10W-30. Dengan alasan mengikuti motor sejenis terbaru. Memang tipe ini lebih mudah didapat, karena motor keluaran terbaru kebanyakan menggunakan tipe oli ini.
Sebelum merambah ke akibat dari penggantian yang tidak sesuai ini, Tidak ada salahnya jika kita membahas tentang arti dari SAE dan angka yang tertera pada kemasan setiap pelumas itu sendiri.
SAE atau kepanjangan dari Society of Automotive Enginering merupakan sebuah lembaga yang membuat standarisasi oli, Contohnya : 20W-40 yang artinya 20W merupaka visikositas oli ketika berada pada suhu dingin. Sedangkan angaka 40 berarti visikositas oli pada suhu panas.
Nah setiap kendaraan bermotor mempunya ketentuan spesifikasi oli yang berbeda beda, yang di sesuikan dengan karakteristik mesin. Tentunya hal ini berdasarkan riset yang telah dilakukan oleh pabrikan, agar mesin dapat bekerja secara maksimal.
Dan tipe oli yang tidak sesuia dengan spesifikasi ini dapat menimbulkan masalah ketika tetap dipaksakan. Misal : Mesin motor dengan spek oli SAE 20W-40 yang mempunyai karakter kental, di paksa dengan oli SAE 10W-30 yang punya karakter lebih encer. Maka mesin akan udah panas dan kemungkinan slip kopling bisa terjadi. Kalo pun mau di ganti bisa dipakai oli SAE 20W-50.
Sumber Reverensi : MotorPlus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar