Kamis, 21 Maret 2013

Kode Spesifikasi Pelumas Kendaraan


Nie cara mengetahui spesifikasi oli mesin buat kendaraan kita biar gak asal tuang ke mesi. Salah tuang malah bisa bikin loyo kendaraan bahkan bisa fatal akibatnya. Jika kemarin sudah di ulas tentang SAE oli kendaraan sekarang bahas tentang arti-arti kode spesifikasi oli yang tertera pada setiap kemasan oli/pelumas.

Setiap pabrikan kendaraan bermotor telah melakukan pengujian pada setiap mesin mesin yang telah diproduksi. Tentu saja mereka mengacu pada standarisasi dunia, misalnya
API Service (American Petroleum Institute)
JASO (Japan Automotive Standard Association )
ACEA (Association Des Constructeurs Europeens d' Automobiles )
DIN (Deutsche Industrie Norm )

Untuk mesin kendaraan ( Motor ), Grade yang tersedia mengacu pada API Service. API Service sendiri mempunyai kode mulai dari SA hingga SM, dan di tengah-tengahnya ada SF, SG, SH, SJ, SL dan lainya. Sementara jika mengacu pada standar JASO pada mesin 2-Tak terdapat kode FA - FD, Sedangkan pada mesin 4-Tak baru ada MA dan MB.

Mutu suatu pelumas berdasarkan API Service ditunjukan oleh tingkatan huruf dibelakangnya. Misalkan API SL, Kode S (Spark) menandakan elumas mesin bensin. Sedangkan kode pada huruf kedua menunjukan nilai mutu pelumas tersebut. Semakin mendekati huruf Z maka semakin baik pelumas dalam melapisi komponen mesin. Dan kode kode tersebut juga merujuk pada mesin-mesin pada keluaran tahun tertentu.

Penggunaan spesifikaksi yang lebih rendah tentu akan mengurangi performa kendaraan. Pabrikan tentunya telahmengerti secara detail equipment yang dibuatnya. Sehingga bila kita tidak memenuhinya, maka tidak akan memperoleh featur maupun benefit atau bahkan mungkin bisa menyebabkan terjadinya penurunan kinerja pada mesin kendaraan. Oleh sebab itu saat memilih pelumas sangat dianjurkan untuk memperhatika tahun produksi motor dan grade oli yang di anjurkan oleh pabrikan.

Grade Oli berdasarkan Tahun Produksi Mesin
API : SF/SG/SH  : Untuk mesin kendaraan produksi tahun 1980 - 1996
API : SJ               : Untuk mesin kendaraan produksi tahun 1996 - 2001
API : SL              : Untuk mesin kendaraan produksi tahun  2001 - Sekarang

JASO (Mesin 2-Tak) : Kode FA - FD
JASO (Mesin 4-Tak) : Kode MA untuk mesin bertransmisi girbiks
                                  : Kode MB untuk mesin bertransmisi automatic (CVT)

sumber referensi : motorplus.net

Rabu, 20 Maret 2013

Kenali Kode SAE pada Oli Motor

Kekentalan oli adalah hal yang paling penting saat menetukan oli buat tunggangan kesayangan anda. Yang mana kekentalan oli tersebut merupakan salah satu sifat karakteristik oli mesin. Kekentalan oli ini juga sering disebut visikositas. Sebelum memilih oli motor buat tunggangan kesayangan ada baiknya jika kita bahas sedikit tengtang teori pelumas oli berdasarkan SAE Oli motor.
SAE merupakan kepanjangan dari Society of Automotive Engineer. SAE merupakan sebuah lembaga standarisasi oli mesin, atau bisa diibaratakan semacam ISO, DIN, JIS yang mengkhususkan diri dibidang otomotif.

Viscosity
Viskositi adalah kemapuan laju liquid dalam hal ini adalah Oli Pelumas. Untuk oli pelumas sendiri dikenal dengan lube grade. Yang kemudian oleh SAE diuji pada temperatur tertentu sehingga kita mengenal oli multi grade 10W40,20W50 dan sebagainya serta oli mono grade seperti SAE20, SAE40 dan sebagainya.
Ini berbeda dengan pengujian oli pelumas industri. Pengujian dilakukan oleh ISO, sehingga lahirlah istilah lubrcant ISO VG32, ISO VG46, ISO VG100 dan sebagainya. Dimana ISO melakukan standar pengujian pada 40 deg C dan 100 deg C. Atau mungkin untuk applikasi gear digunakan standar AGMA atau SAE gear viscosity.

Viscosity Index
Sedangkan Viskositi Index (VI) adalah kemampuan lubricant mempertahankan kekentalan terhadap temperatur, Baik itu HI atau LOW temp. Semakin tinngi nilai VI maka semakin baik lubricant itu terhadap perubahan temperatur.

Setelah berbicara tentang teknis, sekarang kita lanjutkan pada rahasia kode SAE Oli Pelumas Motor :
+ Tingkat kekentalan suatu oli mesin mengacu pada lembaga SAE berdasarkan tabel SAE J 300 th 1999
+ Ada sekitar 30 jenis kekentalan SAE yang dikenal selama ini, diantaranya seperti SAE40, SAE10W,SAE20W-50, SAE15W-50, SAE10W-40 dan lai-lain.

Angka dibelakang huruf SAE ini yang menunjukan tingkat kekentalan. Contohnya, kode SAE50 menunjukan oli tersebut mempunyai tingkat kekentalan 50 menurut standar SAE. Dan semakin tinggi maka semakin kental pelumas tersebut.
Ada pula kode angka yang menunjukan multigrade seperti 10W-50. Kode ini menandakan pelumas mempunyai kekentalan yang bdapat berubah - ubah sesuai dengan suhu di sekitarnya. Huruf W dibelakang angka 10 merupakan singkatan dari kata Winter (Musim Dingin). Maksudnya, Pelumas mempunyai tingkat kekentalan sama dengan SAE10 pada saat suhu udara dingin dan SAE50 ketika udara panas.

PERTANYAAN :
+  Lalu Oli ber SAE manakah yang cocok untuk tunggangan kesayangan kita? SAE20W-40, SAE10W-40 atau SAE15W-50?
Benarkah kalau tarikan enteng pake oli yang lebih encer, menadakan oli yang dipake untuk tunggangan kita?

Mari kita cari jawabanya, kita akan coba membahas beberapa kode SAE untuk mendapatkan oli pelumas yang ideal untuk motor kita. Kita akan bahas satu per satu dari 4 tingkat SAE oli pelumas motor yang paling cocok umtuk iklim di indonesia.
Performa mesin dan hasil pengujian idealnya dapat dibagi menjadi 4 jenis yaitu : SAE20W-50, SAE10W-40, SAE15W-40, SAE15W-50

SAE 20W-50

Makna sesungguhnya : Oli mesin yang masih mampu dipaki sampai kondisi suhu dingin -10 s/d -15C (kode 20) dan pada suhu 150C dengan tingkat kekentalan tertentu.
Oli jenis ini relative kurang efisien dalam pemakaian BBm namun sanagat baik dalam perlindungan/perawatan mesin, Khususnya untuk kondisi jalan di Jakarta yang sering macet, Jarang berjalan jauh, polusi dan Badan berat.


Pada kondisi ini dikenal dengan istilah boundary lubricant. Dimana pada kondisi tersebut lapisan oli sangat tipis diantara celah mesin yang cenderung berpotensi terjadinya kontak antara logam dengan logam lainnya. Oli jenis ini relatif paling kecil nilai viskositas indeknya (VI), diantara 3 jenis oli lainya (minimal untuk oli mineral/ semi sintetis 120, sedang untuk simtetis 145).
Semakin banyak adiktiv viskosity index improver, semakin sensitif oli/ kurang baik buat mesin motor, utamanya terhadap stress di gear. VI = ukuran kemampuan suatu oli mesin dalam menjaga kestabilan kekentalan oli mesin dalam rentang sushu dingin samapai tinggi. Semakin tinggi VI semakin baik kestabilan kekentalannya. Sedangkan untuk oli mobil VI tinggi akan sanagat baik untuk mesin. Dan untuk motor bisa juga sebaliknya.



SAE15W-50

Tipe oli pelumas mesin ini masih mampu dipakai samapai kondisi suhu dingin -15 s/d -20C (Kode 15W) dan suhu 150C dengan tingkat kekentalan tertenntu. Jenis oli relativ sama dengan SAE20W-50, Sedikit yang membedakan adalah sedikit lebih encer dan nilai VI lebih tinngi dibanding 20W-50 (minimal untuk oli mineral 130, untuk sistetis 150)
Semakin tinggi nilai VI artinya adalah semakin banyak pemakaian aditif peningkat angka VI. Untuk motor hal ini sangat riskan. Aditif ini relativ sensitif digunakan untuk motor yang menyatukan oli mesin dengan gigi (wet clutch). Artinya Oli jenis ini relativ lebih mudah berubah kekentalanya dibanding 20W-50.


SAE10W-40
Tipe oli pelumas mesin ini masih mampu dipakai samapai kondisi suhu dingin -20 s/d -25C (Kode 10W) dan suhu 150C denga tingkat kekentalan tertentu. Jenis oli yang relativ paling encer diantara ke 3 jenis oli lainya. Oli ini relativ paling irit BBM, namun kurang baik dalam perlindungan mesin. Terutama pada kondisi jalan sering macet dan beban berat (sering dipake berboncengan) dan relatif sama dengan 15W-50 dalam hal pemakaian aditif peningkat angka VI (minimal untuk oli mineral 130, sistetis 150)

Apakah berati paling bagus? Belum tentu. Semakin banyak kandungan aditif peningkat angka VI, semakin besar kemungkinan peluang pecahnya aditif VI-nya dan berubah kekentalanya. Ukuran perubahan kekentalan oli biasanya dipakai batasan sampai 25 - 30% dari kekentalan awal/ oli baru. Agak sulit memang indikatornya, Soalnya cuma lab. Yang bisa memastikan hal ini. Kalaupun anda ingin tetap memakai oli jenis ini, disarankan untuk perhatikan jarak penggantian olinya lebih awal. Kalau merasa suara mesin sudah agak berbeda sedikit saja mending segera untuk diganti.



SAE 15W-40
Tipe oli pelumas mesin ini masih mampu dipakai sampai suhu dingin -15 s/d -20C (Kode15W) dan suhu 150C dengan tingkat kekentalan tertentu. Hasil pengujian di motor sebenarnya mununjukan oli ini yang paling pas. Oli jenis ini relativ paling stabil kekentalanya dibandingkan dengan yang lainnya. Masalahnya oli jenis ini jarang diaplikasikan untuk motor. Biasanya jenis SAE ini dipakai untuk kendaraaan untuk disel, yang membutuhkan kestabilan kekentalan dalam jarak jauh dan kondisi ekstrim pada mesin disel. Sebagai tambahan aditiv VI adalah senyawa kimia kopolimer rantai panjang yang mampu beradaptasi pada suhu rendah dan tinggi tetapi sensitif terhadap stress di gear. Perlui diingat oleh para bikers, bahwa kekentalan atau SAE oli pelumas bukan merupakan satu - satunya penentu kualitas pelumas.

Tingkat mutu pelumas mengadu pada API (American Petroleum Institute). Untuk kendaraan berbahan bakar bensin, pelumas biasanya menggunakan kode yang berawalan dengan huruf S. S merupaka kepandekan dari kata Spark yang berarti percika api/busi. Contohnya SA, SB, SC, SD, SE, dan SF. Sedangkan pada mesin disel kode mutu pelumas diawali denga huruf C. Dimana C merupaka kependekan dari kata Compression, yang mana sifat pembakaran dalam disel terjadi karena adanya tekanan udara sangat tinggi. Contohnya kode huruf CA, CB, CC dan CD.

Selasa, 19 Maret 2013

Oli Mesin Motor, Motor Tua Tetap Sesuaikan Spesifikasi






Penggatian pelumas/oli mesin secara berkala memang menjadi  anjuran bagi s emua pabrikan. Karena fungsi dari pelumas itu sendiri adalah melumasi bagian - bagian mesin agar terlinndung dari ke-ausan. Dan jenis pelumas juga akan mempengaruhi performa dari kendaraan itu sendiri. Akan tetapi, saat pabrikan sudah tidak memproduksi pelumas yang sesuai dengan spesifikasi motor kita karena usia yang tak muda lagi, apa yang mesti kita lakukan. Janagan sampai salah pilih, apa lagi salah langkah. Bisa - bisa motor enggak panjang umur.


Misal Hoda Tiger 2000 atau Honda Grand ataulah Supra tahun 2000an ketentuan dari pabrik harus menggunakan oli SAE 20W-40. Tapi karena oli ini susah didapat maka sedikit terpaksa pilih oli SAE 10W-30. Dengan alasan mengikuti motor sejenis terbaru. Memang tipe ini lebih mudah didapat, karena motor keluaran terbaru kebanyakan menggunakan tipe oli ini.




Sebelum merambah ke akibat dari penggantian yang tidak sesuai ini, Tidak ada salahnya jika kita membahas tentang arti dari SAE dan angka yang tertera pada kemasan setiap pelumas itu sendiri.

SAE atau kepanjangan dari Society of Automotive Enginering merupakan sebuah lembaga yang membuat standarisasi oli, Contohnya : 20W-40 yang artinya 20W merupaka visikositas oli ketika berada pada suhu dingin. Sedangkan angaka 40 berarti visikositas oli pada suhu panas.

Nah setiap kendaraan bermotor mempunya ketentuan spesifikasi oli yang berbeda beda, yang di sesuikan dengan karakteristik mesin. Tentunya hal ini berdasarkan riset yang telah dilakukan oleh pabrikan, agar mesin dapat bekerja secara maksimal.


Dan tipe oli yang tidak sesuia dengan spesifikasi ini dapat menimbulkan masalah ketika tetap dipaksakan. Misal : Mesin motor dengan spek oli SAE 20W-40 yang mempunyai karakter kental, di paksa dengan oli SAE 10W-30 yang punya karakter lebih encer. Maka mesin akan udah panas dan kemungkinan slip kopling bisa terjadi. Kalo pun mau di ganti bisa dipakai oli SAE 20W-50.

Sumber Reverensi : MotorPlus