Jumat, 02 November 2012

Karburator Dengan Filter Udara VS Tanpa Filter Udara


Anak muda jaman sekarang sering salah mengartikan sebuah opini-opini tentang suatu hal.seperti kata-kata "GAK USAH KASIH FILTER UDARA AJA ,MOTOR  BISA TAMBAH KENCENG LARINYA GAN".Lalu dari mulut kemulut jadilah tradisi motor sering gak pakai filter udara.
sebenarnya menurut Joejoe ada benarnya jika pencopotan filter udara dari moncong karburator bisa membuat kinerja mesin tambah kencang.karena udara yang masuk untuk mencampur dengan bensin masuk tanpa melalui hambatan oleh busa filter udara.inti dari karburator adalah bisa memasukkan campuran udara yang sebanyak-banyaknya kedalam ruang bakar untuk dimampatkan.dan alhasil tenaga yang dikeluarkan akan lebih besar pula.
Tapi disisi lain Joejoe punya prinsip lain yang mendasari bahwa tak sepenuhnya pencopotan filter udara berdampak positif bagi kinerja mesin,atau part dari motor itu sendiri.kita lihat dulu dari segi fungsi filter udara yang mana berguna untuk menyaring udara kotor karena terdapat pula debu" yang tak dibutuhkan untuk campuran bahan bakar.dan kemudian udara segar yang sudah di saring masuk kedalam karburator dan bercampur dengan udara .dan kemudian didistribusikan kedalam ruang bakar.
Jika debu ikut masuk kedalam karburator apa yang terjadi?debu masuk ke karburator dan bercampur dengan bensin.kemudian bensin tersedot bersamaan dengan debu maka debu pun akan menyumbah di saluran main jet maupun pilot jet ,itu merupakan kemungkinan ringan.
Kemungkina terburuk jika debu lama kelamaan bertumpuk dan masuk keruang bakar apa yang terjadi?debu akan menumpuk dan menempel ke bos klep,settingan klep dan paling parah menempel diliner piston alhasil piston pun baret dan terjadi kebocoran.
Jadi saran Joejoe jika ingin tetap mencopot filter karburator lihat sikond jika daerah kamu dataran rendah dan dipastikan sering berdebu mending pakai filter udara aja ,kalau didaerah mu banyak pepohonan dan diperkirakan debu sedikit dicopot pun tak masalah tapi dengan konsekuensi harus bersihin karburator lebih sering.
Sumber : joejoetech

Masa Penggantian Oli

Masa Penggantian oli
Dalam masa penggantian Oli berbeda  satu sama lain ada yang mengatakan kalau penggantian berkala 1 bulan sekali ada juga yang menurut kilometer jarak yang ditempuh,dll. banyak faktor yang mempengaruhi masa penggantian Oli itu dengan waktu yang tepat.
1.Jenis oli
  Untuk jenis oli yang dipakai untuk kopling basah dan kopling kering berbeda. Yaitu pelumas dengan menerapkan kopling kering( JASO MB) atau pelumas itu tak perlu melumasi sistem kopling karena biasanya dipakai untuk motor matic. Biasanya Oli lebih encer antara 10w-40w penggunaanya pun lebih awet karena hanya melumasi gigi tranmisi. Berbeda dengan pelumas JASO MA yang harus melumasi kopling. Karena pelumas ini dituntut untuk bekerja lebih berat yaitu melumasi kopling yang dipastikan akan terjadi gesekan antar kampas kopling biasanya penggunaanya akan lebih cepat dan masa penggantian juga lebih pendek.

2.Rute yang dilalui.
  Banyak yang salah kaprah tentang masa penggantian oli sebulan sekali. Kenapa? seumpama rute yang dilalui motor sering menanjak dan jarak tempuh yang jauh dan gigi yang dipakai gigi 1 atau 2 pasti kinerja mesin juga lebih berat apalagi panas mesin akan menurunkan kualitas oli yang cepat. Jadi jika motor sering melalui daerah yang terjal dan jauh usahakan untuk kebaikan motor itu sendiri gantilah oli lebih awal dari biasanya.

3.Pemakaian motor.
  Kita tahu jika Oli yang sudah kita tuang dan mesin sudah jalan maka Oli itu akan bergesekan dengan piranti mesin zat dan molekulnya sudah berkurang atau kualitas oli turun maka yang terjadi kemampuan oli melindungi mesin agar tidak terjadi friksi pun berkurang. Jika motor sering digeber maka lebih cept pula kualitas oli turun dari itu pikirkanlah oli yang tepat agar mesin awet dan jangan lupa penggantian rutin agar motor sehat walafiat.

4.Jenis motor.
  Dalam menentukan jenis oli yan mau kita pakai kita juga harus eliti agar tidak salah pilih tentang pemakaian oli ke motor kita. Motor yang sudah berumur dan digunakan lebih dari 20 tahun maka gunakanlah oli dengan kekentalan antara 20w-50w atau yang lebih kental dari 10w-40w. Jika digunakan oli encer memang bisa tapi suara mesin agak sedikit kasar.

5.Kondisi mesin.
  Sering kita temui mesin motor dengan keadaan berasap untuk motor 4tak. Berasapnya motor 4tak karena oli ikut terbakar dikarenakan piston,ring atau seal klep sudah longgar. Jadi gantilah oli mesin lebih awal dari biasanya untuk sementara waktu jika belum bisa mengganti part-part mesin tersebut.

6. Jarak tempuh
  Perlu diperhatikan juga ketika motor menempuh jarak yang jauh atau sering bepergian jauh. Biasanya motor   bila menempuh jarak antara 1500 sampai 3000 km maka ganti oli secara rutin juga perlu. Kadang jangka oli yang digunakan tergantung juga oli yang dipakai kadang ada juga oli yang kuat dipakai dalam jarak tempuh jauh kadang juga ada yang standard.

7.Mesin istirahat.
  Oli memang tidak akan habis jika dipakai tapi dalam logikanaya oli itu seperti makanan jika didiamkan terlalu lama maka akan kadaluarsa dan tidak layak dimakan. Jika motor tidak dipakai dalam waktu lebih kurang 2-3 bulan ada baiknya oli langsung diganti karena molekul dalam oli sudah berkurang daya gunanya.

Sumber : joejoetech

Daftar Oktan dan Rasio Kompresi


Rasio Kompresi Mesin, Apakah Itu?

Istilah Kompresi Mesin menjadi salah satu kosa kata di bidang otomotif. Ada yang berpendapat bahwa hal itu menunjukkan perbandingan tekanan udara berbanding bensin/BBM. Benarkah demikian?
ar0708290001_02_untitled
Gambar 1. Skema Mesin 4 tak
4-stroke-engine
Gambar 2. Visualisasi Sistem Pembakaran 4 Tak (1 silinder)
Mesin 4 tak memiliki 4 langkah kerja yang didasarkan pada konsep siklus Carnot (Fisika Sains). Yang memenuhi hukum2 termodinamika. Keempat siklus tersebut adalah sebagai berikut:
1. Intake (langkah hisap/suction stroke) : penghisapan campuran udara dan bahan bakar (bisa berasal dari karburator atau dari sistem injeksi)
2. Compression Stroke(langkah penambah tekanan) : campuran udara dan bahan bakar dimampatkan dengan cara piston bergerak ke arah titik mati atas (ke arah i pada gambar). Campuran terbaik yang sesuai (stochiometric) adalah  15:1, 15 bagian volume udara dan 1 bagian volume bahan bakar (bensin).
3. Combustion (langkah usaha/power stroke) : disini campuran bahan bakar dan udara yang telah dimampatkan dibakar dengan menggunakan kejutan bunga api listrik yang berasal dari busi. Akibatnya terjadi pembakaran dan volume fluida/gas hasil pembakaran akan memuai secara mendadak (dengan suatu nilai daya ) dan akan mendorong silinder piston ke arah bawah (menuju titik mati bawah; ke arah G pada gambar 1). Dan beberapa derajad sebelum piston mencapai titik mati atas, busi memercikkan bunga api untuk menyalakan bahan bakar – udara, Di sini tekanan gas hasil pembakaran akan meningkat kira-kira 10x lipat dibandingkan pada langkah kompresi.
4. Exhaust Stroke (Langkah pembuangan) : di sini gas sisa pembakaran akan dibuang keluar (ke knalpot) melalui exhaust port (J).
Keempat proses tersebut bisa digambarkan sebagai berikut:
764227647_xckqk-o
Gambar 3. Visualisasi Sistem Pembakaran 4 Tak (4 silinder)
Tekanan kompresi adalah tekanan efektif rata-rata yang terjadi di ruang bakar tepat di atas piston. Tekanan kompresi ini juga dibagi dengan 2 definisi, tekanan kompresi motorik dan tekanan kompresi pembakaran.
Tekanan kompresi motorik ini adalah tekanan yang sering di ukur oleh mekanik dengan alat compression gauge dengan satuan kPa, psi atau bar. Tekanan motorik akhirnya lebih dikenal dengan tekanan kompresi. Tekanan ini membaca tekanan kompresi di ruang bakar tanpa adanya penyalaan busi, caranya dengan memasang compression gauge pada lubang busi kemudian handle gas kita tarik penuh (full open throttle) kemudian kita engkol dengan kick starter hingga jarum bergerak naik dan berhenti pada angka tertentu. Nah angka tadi adalah tekanan kompresi motorik.
Tekanan kompresi motorik ini kisaran 900 kPa hingga 1400kPa untuk motor standar, atau 9 – 13 psi.
Yang kedua adalah tekanan ruang bakar. Tekanan ini dihitung saat mesin menyala atau terjadi proses pembakaran. Pengukuran ini tidak menggunakan alat compression gauge lagi, namun memakai sensor pressure yang ditanam di silinder head. Tekanan kompresi pembakaran ini bisa mencapai 10x lipat dari tekanan motorik. Tekanan ini akhir nya di gambarkan dalam sebuah diagram grafik P – teta (pressure vs derajad poros engkol).
Pada mesin 2 tak hanya ada 2 langkah:
1. langkah hisap (intake) dan combustion berlangsung bersama-sama, di bagian atas dan bawah piston.
2. langkah buang (exhaust) dan compresi dilakukan bersama2.
kedua proses ini bisa digambarkan sebagai berikut:
gas_engine_3_2-tak
Gambar 4. Visualisasi Sistem Pembakaran 2 Tak (1 silinder)
Nah, yang disebut kompresi mesin atau lebih tepatnya rasio kompresi mesin adalah perbandingan volume ruang bakar (saat piston berada di puncak atas / titik mati atas) dengan keseluruhan ruang silinder piston (ruang bakar dan ruang kompresi). Misal volume ruang bakar diberi nama Vb dan volume silinder total adalah Vt, serta volume ruang kompresi adalah Vk maka rasio kompresi bisa dituliskan sebagai
Rasio kompresi: (Vt)/(Vb) = (Vb + Vk) / (Vb)
Misal perbandingan mesin Supra X adalah 9.0:1 artinya perbandingan Vt/Vb=9. Makin tinggi nilai Vt/Vb maka tenaga yang dapat dihasilkan mesin akan semakin besar, karena pemampatan udaranya semakin baik. Mesin-mesin motor sekarang memiliki rasio kompresi yang semakin besar. Misal Jupiter MX 10,9:1, Yamaha Vixion 10:4:1 dsb. Makin tinggi rasio kompresi mesin maka membutuhkan bahan bakar dengan nilai oktan makin tinggi (makin tahan tekanan tinggi sebelum terbakar). Rasio kompresi 9.0:1 ke bawah cukup diberi premium (dengan nilai RON-Research Octan Number –> 88 ) sedangkan selebihnya memerlukan pertamax 92 dan di atasnya.
Kalau mesin kompresi tinggi (pertamax) dipaksa diisi premium maka akan terjadi detonasi/menggelitik, dimana BBM terbakar sebelum TMA, akibatnya tenaga ngedrop dan yang paling parah piston bisa jebol, atau stang piston bengkok mau lihat???
Gambar 5. Piston jebol karena detonasi
piston
kompresi3
Gambar 6. Setang Piston bengkok karena detonasi
Agar piston tidak jebol bisa diakali dengan memajukan timing pembakaran, mintalah teknisi bengkel Anda melakukannya. Supaya mesin kompresi tinggi anda premium-friendly. Untuk motor injeksi ada sensor BBM, jadi kalo vixion diisi premium sistem akan merubah timing pembakaran yang sesuai.
Sumber : danangdk.wordpress.com
Tabel Kompresi Mesin
YAMAHA
Yamaha Mio 8,8:1
Yamaha Majesty 125 11:1
Yamaha Nouvo 8,8:1
Yamaha Scorpio 9,5:1
Yamaha Jupiter 9,0:1
Yamaha Jupiter-Z 9,3:1
Yamaha Jupiter MX 135LC 10,9:1
Yamaha F1ZR 7,1:1
Yamaha RX-King 6,9:1
Yamaha YT 115 7,2:1
Yamaha RZR 7:1
Motor
gw575h969
gw584h1050