Kekuatan atau tenaga dapur pacu sebuah tunggangan ditentukan oleh kapasitas silinder mesin. Atau bahasa sederhananya isi silinder tempat naik – turunya piston sebagai penampung campuran gas bahan bakar – udara. Makin besar silinder makin banyak gas bakar yang ditampung atau diisap dari karburator, sehingga tenaga yang dihasilkan dari dapur pacu akan semakin besar yang diikuti dengan konsumsi bahan bakar yang lebih boros tentunya.
Untuk menetukan volume silinder tentu yang dipakai adalah rumus isi silinder. Mungkin rumus ini sudah tidak asing bagi anda yang telah menyelesaikan pendidikan dibangku SMP anda. Bagi yang tidak tahu, kemungkinan anda sedang tidak masuk sekolah, lupa ataupun sedang sakit.
Rumus ini cukup simple,yaitu : (3,14 x D2 x L)/4. Angka 3,14 disebut dengan konstanta atau factor pengali. D menyatakan diameter silinder dalam cm (centimeter). L menyatakan langkah atau sering disebut stroke, yaitu posisi paling atas dan paling bawah dalam cm (centimeter).
Andaikan saja Yamaha Jupiter MX 135LC. Tunggangan ini mempunyai diameter silinder 54mm dan stroke 58,7mm. Maka kalau dihitung dalam satuan centimeter diameternya 54mm menjadi 5,4cm. Sedangkan strokenya 58,7mm menjadi 5,87cm. Nah sekarang mari kita coba masukan rumus: Vs=(3,14 x 5,42 x 5,87)/4 =134,36cc
Jadi, kapasitas silinder mesin Jupiter MX yaitu 134,36. Dan kalau pun dibulatkan menjadi 135cc. Nah, jika pada motoGP misalnya pada Honda RC211V dengan 4 silinder mempunyai kapasitas bersih 990cc. Berarti dalam satu silindernya tinggal dibagi 4. Yaitu 990/4 = 247,5cc. Gampangkan……?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar